Jumat, 10 Juni 2011

Kisruh PSSI, apa sih 'tujuan' oknum ini!?

Pada 20 Mei 2011, PSSI mengadakan Kongres terkait pemilihan ketua umum. Dengan dipimpin Komisi Normalisasi (KN) yang diketuai oleh Agum Gumelar, kongres berjalan sesuai jadwal yang ditentukan sekitar pukul 14.00 WIB. Memasuki masa istirahat, hujan interupsi terjadi selama jalannya kongres. Kelompok yang menamai dirinya sebagai Kelompok 78, yang menuntut pencalonan George Toisutta dan Arifin Panigoro, memperkeruh suasana sejak jalannya kongres. Setelah istirahat selesai dan kongres dilanjutkanpun masih terjadi hujan interupsi yang 'tidak sopan' samasekali menurut saya. Bahwasanya kongres itu berjalan dengan ketentuan yang diajukan oleh FIFA, masih saja oknum-oknum yang 'pintar' ini keras kepala terkait pencalonan dua orang yang telah saya sebutkan sebelumnya. Padahal, FIFA telah secara jelas melarang beberapa nama termasuk dua orang tersebut untuk mencalonkan diri menjadi pengurus PSSI. Hingga pada akhirnya, ketua KN Agum Gumelar menutup kongres dengan bijak, kenapa saya katakan bijak? Ya, karena jelas jika dilanjutkan hanya akan membuat oknum yang sok tahu dan seperti anak kecil itu lebih berkoar nantinya, dan jelas, di mata FIFA Indonesia akan jatuh martabatnya hanya karena 'anak kecil' yang 'ngotot' pencalonan dua nama yang tidak penting samasekali. Kongres pun berakhir DeadLock.

Indonesia terancam sanksi, dan diputuskan tanggal 30 Mei. Beruntung, ketua KN berhasil meyakinkan FIFA untuk memberi kesempatan kedua untuk kongres. Sesaat setelah kisruh kongres pertama, seolah tidak peduli atas kisruh yang terjadi, sebuah harian terkemuka di Indonesia memberitakan bahwa, GT dan AP akan 'tetap berusaha mencalonkan diri' sebagai ketua dan wakil PSSI.  Betapa 'gila'nya dua bapak ini...

Tanggal 11 Juni 2011, di salah satu stasiun televisi, ketua KN menyatakan bahwa kongres diadakan pada tanggal 9 Juli mendatang. Sesaat setelah pernyataan ketua KN tersebut, salah seorang oknum yang mendukung dua nama GT dan AP, menyatakan bahwa akan tetap mengusahakan pencalonan tersebut. Banyak politisi menyesalkan kisruh yang terjadi hingga saat ini, kenapa mereka yang notabennya sudah bisa dianggap dewasa malah bersikap seperti anak kecil, memaksakan kehendak demi kepentingan golongan, bukan kepentingan RAKYAT.

Kita lihat saja apa yang terjadi nanti, semoga kongres kedua berjalan Lancar tanpa hambatan. Amin.